Lintasklaten.com – KLATEN – Polanharjo, Sejarah Museum Besalen yang berada di desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten ini memiliki sejarah yang panjang. Dari zaman kerajaan Majapahit sudah ada sejarah tentang Koripan, metologi inilah yang harus digali kembali sehingga sejarah Koripan ini tidak luntur.
Selama ini masyarakat awam mungkin tidak tahu bahwasannya di desa Kranggan ini ada sejarah Empu Supo dan Empu Korip yang dahulu kala ini merupakan pemasok senjata untuk kerajaan. Museum Besalen ini dulunya adalah merupakan rumah mantan kepala desa Kranggan yang Ke- 2 yang bernama mbah Sumo Atmojo.
Untuk saat ini di desa Kranggan generasi dari Empu Supo yang merupakan ahli keris sudah tidak ada, dikarenakan perkembangan zaman sekarang beralih ke alat-alat pertanian.
Gunawan Budi Utomo ( Kepala desa Kranggan)
Gunawan Budi Utomo, kepala Kranggan ditemui awak media menceritakan sekitar tahun 1920 M pandai besi di Kranggan sudah tidak membuat keris lagi, itu dikarenakan sudah banyak pabrik tebu, pabrik goni sehingga untuk mencukupi alat-alat pertanian seperti sabit, parang, cangkul dan sebagainya maka di koripan mulai membuat alat-alat pertanian tersebut”, paparnya.
“Anak- anak muda dengan adanya Museum Besalen Koripan ini, sudah mulai melirik lagi terkait usaha pandai besi, walaupun masyarakat di desa Kranggan ini sudah beralih profesi”, terangnya.
Perlu diketahui Museum Besalen Koripan telah diresmikan oleh Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo, dan Wakil Bupati Klaten Benny Indra Ardhiyanto, pada hari Minggu( 07/09/2025) dan dihadiri oleh Forkopimda, Forkopimcam, tokoh masyarakat, serta undangan lainnya.
Dengan diresmikannya Museum Besalen Koripan, merupakan upaya dari Pemerintah desa Kranggan supaya sejarah Koripan yang ada kaitannya dengan pandai besi tidak hilang.
” Ini merupakan tempat edukasi pembelajaran bagi generasi muda”, jelas Gunawan.
Selain itu, menanggapi pertanyaan dari awakmedia terkait pengembangan dan pemasaran produk pandai besi di Kranggan, Gunawan mengungkapkan ada beberapa kendala dengan perkembangan pasar Global, banyak produk – produk dari luar masuk ke Indonesia menjadikan pengaruh yang sangat signifikan untuk pemasaran produk pandai besi bagi warga Kranggan .
” Termasuk Perkembangan di sektor pertanian, yang dulunya manual sekarang sudah Mekanik. Dulunya pakai sabit, sekarang sudah mesin semua. Otomatis ini juga mengurangi Omset daripada pengrajin”, ungkapnya.
Gunawan berharap jangan sampai budaya Metologi yang ada kaitannya pandai besi hilang, dan dari sektor pelaku ekonomi dari sektor usaha pandai besi juga mendapatkan support dari pemerintah, baik yang ada kaitannya dengan bahan baku ataupun yang ada kaitannya dengan pemasarannya.
” Pemasaran ditingkat pasar itu sudah banyak berkurang dengan adanya perkembangan teknologi”,tambahnya.
Pemerintah desa Kranggan berupaya dan menaruh harapan besar kepada generasi muda yang mau belajar membuat keris akan mendapatkan fasilitas dari Pemdes untuk belajar di padepokan Empu Basuki Brojoguno di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
” Kita baru mencari generasi muda yang mau, Empu Basuki berharap jangan sampai sejarah Empu yang ada di Kranggan ini khususnya di Koripan jangan sampai musnah istilahnya seperti itu”, pungkas, Gunawan.
Lintasklaten.com( Pusoko)