Lintasklaten.com – Klaten- Jatinom, Anggota DPRD Kabupaten Klaten dr.Yudi B.Prabawa (PKS) menggelar giat bersama warga di wilayah Jatinom bertempat di gedung Oro -Oro Minggu siang (02/02/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 160 orang yang datang dari wilayah Jatinom dan Sekitarnya. Adapun dalam acara ini mengangkat topik utama tentang PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) Pada Ternak Sapi. PMK merupakan penyakit menular yang bisa menyebabkan kerugian ekonomi kepada Peternak.
Topik ini menjadi pilihan Utama dikarenakan di wilayah jatinom dan sekitarnya banyak sekali peternak sapi sehingga dengan adanya kegiatan ini masyarakat diberikan informasi, edukasi serta cara pemeliharaan ternak yang baik sehingga sapi- sapi warga Masyarakat tetap sehat dan aman untuk dikonsumsi.
” Untuk Pengisian Kegiatan Reses Terkadang ya lomba voly senam massal dengan aneka dorpress, jalan sehat, sepeda santai dikarenakan untuk saat ini musim PMK jadi Ya PMK ini yang di pilih,” ungkap” dr. Yudi.
Kegiatan Reses ini Menghadirkan dr. Dwi Pujiningsih( dokter Hewan) sekaligus Plt, Kepala desa Jatinom sebagai Narasumber di acara tersebut. PMK memang sudah sangat meresahkan sekali bagi para peternak jadi perlu keseriusan untuk mengatasinya.

Dokter Dwi Pujiningsih menyampaikan Sejak adanya wabah PMK di akhir desember pasar hewan di sragen dan wonogiri dan gunung kidul sudah ditutup total. Pencapaian vaksinasi sendiri di jatinom sudah 90 persen tetapi sudah 2 tahun yang lalu, sehingga sapi-sapi yang sudah terjual dan dipotong untuk korban banyak yang sudah dijual. Dan Vaksin PMK ini sama seperti Vaksin Corono jadi langkah pencegahannya adalah Manejemen pemeliharaan yang baik serta Vaksinasi.
Adapun gejala dari PMK yang menyerang ternak sapi diantaranya:
1.Lepuh berisi cairan pada lidah, gusi, hidung, tercak atau kuku
2.Air liur berlebih
3.Hilang nafsu Makan
4.Enggan Bergerak
5.Penurunan berat badan
Mendukung program Ketahanan Pangan Nasional Presiden prabowo subiyanto salah satu penghasil protein hewani itu dihasilkan dari ternak sapi, kambing, domba, dan kerbau. Jika sapi terkena PMK efeknya perekonomian masyarakat akan menurun. Imbasnya Ketahanan pangan Nasional akan juga menurun jikalau tidak ada keseriusan dalam penanganannya.
“Jangan beli sapi karena besarnya tapi beli sapi dilihat mulutnya, jika mulutnya dibuka mulutnya dirasa bau jangan dibeli karena PMK sekarang keganasannya tinggi jadi Ngecesnya tidak banyak, “Ujar, Dwi pujiningsih.
Dulu pemerintah punya program vaksinasi gratis tetapi sekarang untuk melakukan vaksinasi ada tetapi harus mandiri dan berbayar.
Warga Masyarakat berharap kepada dr. Yudi B.Prabawa sebagai wakil dari masyarakat untuk bisa membantu menyuarakan bagaimana caranya supaya masyarakat bisa mendapatkan fasilitas meskipun misalnya tidak berbayar mahal paling tidak ada subsidi dari pemerintah.
Lintasklaten.com(Oko)






