Menu

Mode Gelap
10 Kampus Terbaik NU Versi AD Scientific Index 2024 Masudah Wakaf Foundation, Yayasan Sosial Peduli Difabel di Pati Sebaran Kursi Setiap Dapil di Kabupaten Pati Mengenal Haul Soero Dimedjo Soerat, Seorang Demang Wotan Pati Yayasan Peduli Difabel di Kajen Fasilitasi Masyarakat Akses Layanan Dinsos dan Puskesmas

Budaya · 28 Agu 2023 02:36 WIB ·

Tradisi Masyarakat Menyambut Bulan Suro


 Tradisi Masyarakat Menyambut Bulan Suro Perbesar

Bulan Syuro bagi masyarakat Jawa dipandang sebagai bulan yang sakral. Berbagai cara dan kegiatan dilakukan masyarakat untuk menyambutnya baik yang bersifat religi atau tradisi berkearifan lokal. Mengutip situs NU Online, dari sisi bahasa, nama “suro” berasal dari bahasa Arab ”asyara” atau “‘asyroh” yang berarti hari ke sepuluh bulan Muharram.

Penamaan Suro tersebut diperkenalkan oleh Sunan Giri II di masa pemerintahan Kerajaan Demak (1521-1546) yang membuat penyesuaian antara sistem kalender Hijriah (Islam) dengan sistem kalender Jawa pada masa itu. Dalam catatan sejarah lain, penetapan 1 Suro sebagai awal tahun Jawa muncul di masa Kerajaan Mataram di tangan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645). Masyarakat pada saat itu mengikuti sistem penanggalan tahun Saka sebagai warisan tradisi Hindu, sedangkan Kesultanan Mataram Islam sudah menggunakan sistem kalender Hijriah. Sultan Agung yang ingin memperluas ajaran Islam di Tanah Jawa berinisiatif memadukan kalender Saka dengan kalender Hijriah menjadi kalender Jawa.

Tradisi Sakral Menyambut Bulan Suro

Bagi masyarakat Jawa, malam satu Suro di beberapa daerah diartikan sebagai hari atau malam yang harus diwaspadai. Sebagian masyarakat menganggapnya sebagai bulan yang menyeramkan dan menyebabkan kesialan sehingga di tanggal tersebut masyarakat menghindari untuk keluar rumah atau bepergian.

Dari sisi sejarah Islam, kesakralan bulan Suro bisa dilihat dari beberapa kisah fenomenal yang terjadi di hari ke sepuluh bulan Muharram tersebut. Pada hari tersebut Allah Swt. mengampuni dosa Nabi Adam, menyelamatkan dan mendaratkan Nabi Nuh dengan kapalnya, menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir’aun bersama tentaranya, dan menyelamatkan Nabi Yunus dari ikan chuut (paus). Kisah sejarah lain di bulan Suro adalah terjadinya tragedi pembunuhan Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib di Karbala yang diartikan sebagai peperangan antara kebaikan dan keburukan.
Untuk itulah tidak sedikit dari masyarakat di Indonesia khususnya Jawa meyakini sebagai bulan yang sakral. Untuk menyambut bulan tersebut akhirnya masyarakat melakukan hal-hal yang kiranya dapat mendapatkan keberkahan dan keselamatan, dan dijauhkan dari marabahaya cobaan dan musibah. Masyarakat biasanya membagi-bagikan bubur nasi, yaitu bubur abang (bubur merah) yang rasanya manis karena dibubuhi gula merah, dan bubur putih yang rasanya gurih. Ini juga bisa dipahami sebagai sedekah tolak bala’ (cobaan).

Di kalangan pesantren dan lembaga pendidikan Islam biasanya di sore hari menjelang maghrib (sebelum masuk malam 1 Suro), masyarakat berkumpul untuk melakukan doa bersama sebagai doa akhir tahun Hijriah agar diberi keberkahan umur dan pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang telah berlalu. Kemudian setelah melakukan shalat jamaah Maghrib (masuk malam 1 Suro), mereka berdoa bersama sebagai doa awal tahun (Muharram) sekaligus membaca dzikir dan kegiatan ritual lainnya. Kesemuanya itu untuk mendapat rahmat dari Allah Swt.

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Habiskan Biaya APBD 150 JUTA : Sebaran Apem Kukus Keong Mas digelar di Pengging Banyudono, Warga Ngalap Berkah

28 Agustus 2025 - 15:08 WIB

Pemkab Klaten dan Taspen Group Hadirkan Layanan Proaktif JKK, Bukti Kepedulian Nyata untuk Kesejahteraan ASN

28 Agustus 2025 - 12:41 WIB

Karang Taruna dan Pemdes Mrisen Gelar Sepeda Santai dan Karnaval Kemerdekaan

26 Agustus 2025 - 16:21 WIB

Pemdes Desa Sedayu Gelar SEDAYU FAIR 2025 : Meriahkan HUT RI Ke 80

25 Agustus 2025 - 14:48 WIB

Semarak HUT RI Ke 80 : Desa Mundu Gelar Senam Serta Jalan Sehat, Warga Panen Hadiah Dan Panen Doorprize

24 Agustus 2025 - 13:48 WIB

Semarak Festival Gejog Lesung 2025, Barepan Cawas

24 Agustus 2025 - 10:43 WIB

Trending di Berita